Akibat Jadwal Pesta Danau Toba tidak pasti
MEDAN - Para pengusaha biro perjalanan enggan mempromosikan Festival Danau Toba (FDT) kepada wisatawan. Mereka khawatir jadwalnya diundur lagi seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya.
Direktur Utama PT Lovely Holidays Tour and Travel Maruli Damanik mengungkapkan, jadwal pelaksanaan Pesta Danau Toba (PDT) tidak pernah tetap setiap tahun. Bahkan, jadwalnya sering diundur sehingga mengecewakan para wisatawan mancanegara (wisman) di Sumut.
“Kami tidak berani mempromosikan FDT tahun ini kepada wisman. Takut tanggal pelaksanaannya berubah lagi. Pada tahun ini, tidak ada spanduk FDT yang kami lihat di jalanan dan memuat kapan tanggal pasti pelaksanaan FDT,” ungkapnya.
Pengalamannya tahun lalu, akibat tanggal pelaksanaan PDT diundur, tidak sedikit wisman yang protes ke usaha biro perjalanan miliknya. Para wisman sudah mengagendakan waktunya datang ke Sumut khusus untuk menonton PDT. Namun, setibanya di Kota Medan, mereka kecewa karena tanggal pelaksanaan eventwisata diundurkan.
“Para wisman menganggap kami tidak becus mempromosikan kapan tanggal pelaksanaan kegiatan PDT yang pasti. Padahal, perubahan itu dilakukan oleh pemerintah sendiri,” ujarnya.
Menurut dia, pemerintah seharusnya menetapkan jadwal tetap setiap tahunnya untuk pelaksanaan PDT, yang tahun ini diubah menjadi FDT itu. Paling lama satu bulan sebelum kegiatan budaya itu digelar, pemerintah sudah menetapkan jadwal pastinya, dan tentunya menyosialisasikan lewat berbagai media. Dengan demikian, para pengusaha agen perjalanan tidak kebingungan mempromosikan kegiatan tersebut kepada para wisatawan asing.
Begitu juga para wisatawan asing bisa mengagendakan waktu kunjungan mereka untuk menyaksikan berbagai kegiatan yang digelar di FDT. “Selama ini, kita tidak memiliki agenda tetap pelaksanaan FDT. Ini salah satu alasan mengapa FDT kurang diminati oleh wisman,” ujarnya.
Senada dengannya, pemilik usaha biro perjalanan Three Divi Tour and Trave, Firdaus Nasution meminta pemerintah menetapkan jadwal tetap pelaksanaan PDT atau FDT setiap tahunnya, seperti pesta-pesta rakyat di negara lain yang memiliki jadwal tetap. Dengan begitu, kegiatan tahunan ini bisa meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Sumut melalui Danau Toba.
“Kalau tanggal pelaksanaan sudah tetap, wisman akan mudah merencanakan waktu liburannya datang ke sini. Tapi kalau seperti ini, bagaimana mereka menjadwalkan kunjungannya ke Sumut. Apalagi jika mereka memesan tiket pesawat mendadak, dapat dipastikan harga tiketnya melambung tinggi,” ucapnya.
Firdaus menambahkan, pengalaman FDT tahun lalu, Three Divi Tour and Travel hanya mampu mendatangkan kurang dari sepuluh wisman. Sementara tahun ini, pihaknya tidak berani menargetkan jumlah kunjungan wisman ke FDT.
“Bisa jadi nanti ditunda. Itu kan menghilangkan kepercayaan turis kepada kami,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Samosir yang juga Ketua Panitia FDT 2013, Mangindar Simbolon menyatakan, smua kabupaten/ kota di sekitar Danau Toba telah berkomitmen untuk bekerja sama, dan panitia pelaksanaan bisa digilir setiap tahun.
Namun, waktu pelaksanaannya tetap tidak bisa diubah, yakni pekan kedua September. Ini sudah menjadi dokumen FDT yang difasilitasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
MEDAN - Para pengusaha biro perjalanan enggan mempromosikan Festival Danau Toba (FDT) kepada wisatawan. Mereka khawatir jadwalnya diundur lagi seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya.
Direktur Utama PT Lovely Holidays Tour and Travel Maruli Damanik mengungkapkan, jadwal pelaksanaan Pesta Danau Toba (PDT) tidak pernah tetap setiap tahun. Bahkan, jadwalnya sering diundur sehingga mengecewakan para wisatawan mancanegara (wisman) di Sumut.
“Kami tidak berani mempromosikan FDT tahun ini kepada wisman. Takut tanggal pelaksanaannya berubah lagi. Pada tahun ini, tidak ada spanduk FDT yang kami lihat di jalanan dan memuat kapan tanggal pasti pelaksanaan FDT,” ungkapnya.
Pengalamannya tahun lalu, akibat tanggal pelaksanaan PDT diundur, tidak sedikit wisman yang protes ke usaha biro perjalanan miliknya. Para wisman sudah mengagendakan waktunya datang ke Sumut khusus untuk menonton PDT. Namun, setibanya di Kota Medan, mereka kecewa karena tanggal pelaksanaan eventwisata diundurkan.
“Para wisman menganggap kami tidak becus mempromosikan kapan tanggal pelaksanaan kegiatan PDT yang pasti. Padahal, perubahan itu dilakukan oleh pemerintah sendiri,” ujarnya.
Menurut dia, pemerintah seharusnya menetapkan jadwal tetap setiap tahunnya untuk pelaksanaan PDT, yang tahun ini diubah menjadi FDT itu. Paling lama satu bulan sebelum kegiatan budaya itu digelar, pemerintah sudah menetapkan jadwal pastinya, dan tentunya menyosialisasikan lewat berbagai media. Dengan demikian, para pengusaha agen perjalanan tidak kebingungan mempromosikan kegiatan tersebut kepada para wisatawan asing.
Begitu juga para wisatawan asing bisa mengagendakan waktu kunjungan mereka untuk menyaksikan berbagai kegiatan yang digelar di FDT. “Selama ini, kita tidak memiliki agenda tetap pelaksanaan FDT. Ini salah satu alasan mengapa FDT kurang diminati oleh wisman,” ujarnya.
Senada dengannya, pemilik usaha biro perjalanan Three Divi Tour and Trave, Firdaus Nasution meminta pemerintah menetapkan jadwal tetap pelaksanaan PDT atau FDT setiap tahunnya, seperti pesta-pesta rakyat di negara lain yang memiliki jadwal tetap. Dengan begitu, kegiatan tahunan ini bisa meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Sumut melalui Danau Toba.
“Kalau tanggal pelaksanaan sudah tetap, wisman akan mudah merencanakan waktu liburannya datang ke sini. Tapi kalau seperti ini, bagaimana mereka menjadwalkan kunjungannya ke Sumut. Apalagi jika mereka memesan tiket pesawat mendadak, dapat dipastikan harga tiketnya melambung tinggi,” ucapnya.
Firdaus menambahkan, pengalaman FDT tahun lalu, Three Divi Tour and Travel hanya mampu mendatangkan kurang dari sepuluh wisman. Sementara tahun ini, pihaknya tidak berani menargetkan jumlah kunjungan wisman ke FDT.
“Bisa jadi nanti ditunda. Itu kan menghilangkan kepercayaan turis kepada kami,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Samosir yang juga Ketua Panitia FDT 2013, Mangindar Simbolon menyatakan, smua kabupaten/ kota di sekitar Danau Toba telah berkomitmen untuk bekerja sama, dan panitia pelaksanaan bisa digilir setiap tahun.
Namun, waktu pelaksanaannya tetap tidak bisa diubah, yakni pekan kedua September. Ini sudah menjadi dokumen FDT yang difasilitasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
0 komentar:
Post a Comment